Friday, July 01, 2005

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa, menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat penyembuhan.
Seorang pemberi pertolongan pertama bertugas:
Memeriksa keadaan tanpa membahayakan diri sendiri, misalnya memeriksa apakah masih ada kabel listrik tegangan tinggi di sekitar korban, atau ada ceceran bahan kimia berbahaya dll.
Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya yang mungkin timbul
Jika perlu membawa korban kembali ke tempat tinggalnya atau ke tempat sarana medis terdekat.
Sikap tenang dan percaya diri selama menilai situasi dan melakukan perawatan medis yang diperlukan, akan menentramkan semua orang terutama korban dan membuat mereka yakin ia akan mampu mengatasi situasi.
Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat dan lain-lain.
Hal-Hal Yang Perlu Dicermati
Urutan Kejadian; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi mata.
Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara jelas, bagian tubuh mana yang mengalami pendarahan?Dapatkah digerakkan?
Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan ke dua sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba? Apakah korban mengenakan tanda-tanda medis seperti gelang medis
Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan; misalnya terjadi kecelakaan lalu lintas, perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak, segera siagakan alat pemadam kebakaran. Peringatkan Kendaraan lain yang melewati tempat kejadian, seperti dengan memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk mengatur lalu lintas
Saksi Mata
Bila korban mendapat kecelakaan karena:
Berhubungan dengan ListrikBila korban terkena sengatan listrik tegangan rendah, misalnya di ruang tamu, hentikan aliran listrik dengan mematikan sekering atau mencabut stop kontak. Bila hal ini sulit untuk dilakukan, berdirilah pada permukaan yang kering, misalnya gulungan kertas, keset karet dll, dan sentakkan anggota tubuh korban yang terkena aliran listrik tersebut dengan benda yang bukan menghantarkan arus listrik, misalnya tangkai sapu. Kemudian baru lakukan pertolongan pertama seperlunya. DILARANG MENYENTUHKAN KORBAN DENGAN BENDA BASAH, karena air merupakan penghantar listrik yang baik.
Memindahkan Korban
Kenyamanan dan kondisi cedera harus menjadi pertimbangan utama dalam memindahkan korban. Ada dua hal penting, yaitu:
Lebih baik pindahkan barang-barang yang bisa membahayakan korban, bila hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, baru dilakukan usaha memindahkan korban.
Jangan memindahkan sendiri korban, bila ada orang lain yang dapat membantu.
Agar cedera korban tidak tambah parah, tunggu sampai orang yang ahli datang karena penanganan yang ceroboh dapat memperparah cedera. Misalnya tulang yang patah dapat merobek pembuluh darah dan menyebabkan pendarahan hebat. Pilihlah teknik yang sesuai dengan kondisi cedera, jumlah tenaga penolong, ukuran tubuh korban, dan rute yang akan dilewati.Prinsip-Prinsip dalam mengangkat
Berdiri dengan kedua kaki sedikit merenggang.
Tegakkan punggung dan bengkokkan lutut.
Jaga keseimbangan tubuh
Gunakan tumpuan kaki (paha) untuk mengangkat
Peralatan P3K
Plester
Pembalut berperekat
Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain Kasa
Pinset
Gunting
Peniti, dll

Petir adalah sebuah cahaya yang terang benderang yang dihasilkan oleh tenaga listrik alam yang terjadi di antara awan-awan atau awan ke tanah. Sering kali terjadi bila cuaca mendung atau badai.
Identifikasi Bahaya dan Analisa Resiko
Terhadap ManusiaApabila aliran listrik akibat sambaran petir mengalir melalui tubuh manusia maka organ-organ tubuh yang dilalui oleh aliran tersebut akan mengalami kejutan (shock). Arus tersebut dapat menyebabkan berhentinya kerja jantung. Selain itu efek rangsangan dan panas akibat arus petir pada organ-organ tubuh dapat juga melumpuhkan jaringan-jaringan / otot-otot bahkan bila energinya besar dapat menghanguskan tubuh manusia.
Perlu diketahui yang menyebabkan kematian bukan saja karena sambaran langsung tapi juga sambaran tidak langsung, karena di sekitar titik / tempat yang terkena sambaran akan terdapat muatan listrik dengan kerapatan muatan yang besar dimana muatan itu akan menyebar di dalam tanah dengan arah radial. Penyebaran muatan ini akan menyebabkan adanya tegangan langkah pada manusia yang ada di sekitar titik sambaran, serta dapat membahayakan. Tegangan langkah merupakan tegangan yang timbul antara dua bagian tubuh manusia yang berada pada suatu gradien tegangan, sehingga antara kedua bagian tubuh tersebut timbul beda tegangan dan menyebabkan arus listrik mengalir di dalam tubuh
Terhadap bangunanPenyebab dari kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh sambaran petir terutama adalah karena besar dari arus petir dan kecuraman arus petir, yang mana besarnya dapat mencapai 200 kA. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan thermis, seperti terbakar pada bagian yang tersambar, bisa juga berupa mekanis, seperti atap runtuh, bangunan retak dan lain-lain. Bahan bangunan yang paling parah bila terkena sambaran petir adalah yang bersifat kering, isolasi maupun semi-isolasi.
KontrolInstalasi Penangkal Petir, Prosedur tentang Petir, Daftar Pengecekan, Training / Pelatihan dan Perawatan.
Prosedur Tentang Petir
Bila terjadi badai dan kelihatan ada petir, hindari tempat-tempat seperti: tempat yang basah / perairan, tempat terbuka, berlindung di bawah pohon tinggi, bangunan tinggi tanpa penangkal petir, tempat yang dekat dengan pembumian penangkal petir, trafo pada gardu listrik, dekat bahan peledak dan lain-lain.
Bila mengoperasikan benda-benda yang tinggi, seperti pipa bor, sebaiknya direndahkan.
Bila kita berdiri di daerah terbuka, usahakan menunduk serendah mungkin, dan Jangan Menjadi Objek Yang Paling Tinggi, Jangan Merebahkan atau menelentangkan badan / tiarap di tanah.
Instalasi Penangkal PetirIalah suatu sistem dengan komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah. Sistem tersebut harus dipasang sedemikian rupa sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir baik secara langsung atau tidak langsung.
Komponen-Komponen dari Penangkal Petir Yang Nantinya Perlu Diadakan Pengecekan dan Perawatan.
Penangkap petir adalah penghantar-penghantar di atas bangunan yang berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan mendatar
Penghantar Penyalur Utama adalah penghantar dari logam dengan luas penampang serta bahan tertentu yang berfungsi untuk menyalurkan arus petir ke tanah.
Penghantar pembantu yaitu semua penghantar lainnya yang dimanfaatkan sebagai pembantu penyalur arus petir, misalnya pipa air hujan dari logam, konstruksi logam dari bgian bangunan.
Penghantar Hubung yaitu penghantar dari logam yang menghubungkan masing-masing penangkap petir atau dengan bagian-bagian logam di dalam atau di dalam bangunan.
Terminal Hubung yaitu suatu dudukan dari logam yang berfungsi sebagai titik hubung bersama dari beberapa penghantar penyalur dan benda logam lain yang akan dibumikan.
Sambungan Ukur yaitu sambungan listrik antara penghantar penyalur dengan pengebumian dengan cara penyambungan yang dapat dilepas untuk pengukuran besar tahanan penghantar dan tahanan pengebumian.
Pengebumian yaitu elektrode dari logam yang di tanam di dalam tanah yang berfungsi untuk menyebarkan arus petir ke tanah, dapat berupa elektroda pita, batang atau plat.
Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan instalasi penangkal petir, ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang ditimbulkan bila bangunan tersebut tersambar petir. Besarnya kebutuhan itu dapat diperhitungkan secara empiris berdasrkan indeks-indeks yang menyatakan faktor-faktor tertentu seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Dari Penjumlahan indeks-Indeks ini akan diperoleh nilai perkiraan bahaya akibat sambaran petir.
Recovery / PemulihanKesiapan kita dalam membuat prosedur Emergency Contingency Plan ( Rencana Tanggap Keadaan Darurat), Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan lain-lain.
Pertolongan Pertama
Salah satu hal penting dalam pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah memeriksa Bahaya, Respon, Saluran Udara, Pernafasan, dan Sirkulasi, atau dalam bahasa Inggrisnya disingkat DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing and Circulation).
Bahaya Untuk diri sendiri : jangan membahayakan diri sendiri dalam memberikan pertolongan pertama (misal : P3K untuk korban sengatan listrik, kecelakaan lalu lintas, terbakar dll) Untuk orang lain : jangan biarkan orang lain terancam bahaya Untuk korban : jauhkan korban dari bahaya (misal : sumber listrik, jalan raya, sumber api dll)
Respon Periksa apakah korban dapat merespon kita dengan menggoyang dan berteriak Apakah korban sadar ? Apakah korban setengah sadar atau bingung ? Apakah korban tidak sadar tapi memberikan reaksi pada kita ? Apakah korban tidak sadar dan tidak bereaksi ?
Saluran udara Apakah saluran udara terbuka ? Apakah korban bernafas ? Apakah ada benda yang dapat menyumbat saluran udara, seperti darah / muntah ?
Pernafasan : Periksa apakah korban bernafas dengan : -Lihat naik turunnya dada korban -Dengarkan bunyi nafas korban -Rasakan pernafasan dengan meletakkan tangan pada dada
Sirkulasi : -Adakah denyut nadi leher ? -Apakah denyut nadi leher kuat dan beraturan ? -Apakah korban kehilangan darah yang banyak ?
Apabila korban sadar, beri pertolongan sesuai dengan gejala.
Apabila korban tidak sadar dan bernafas, letakkan pada posisi stabil dan beri pertolongan pada luka (bila ada).
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan denyut nadi ada, beri pernafasan buatan.
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak ada denyut nadi, berikan CPR (resusitasi jantung paru).
Posisi Stabil (Korban Tidak Sadar)
Saluran udara pada korban yang tidak sadar dapat tersumbat muntah atau tersumbat lidah. Untuk menghindari hal tersebut, letakkan korban pada posisi yang memastikan terbukanya saluran udara, yaitu posisi stabil.
Posisi stabil adalah posisi korban berbaring pada sisi tubuh, dengan kepala korban sejajar dengan badan (tidak bersandar bantal atau benda lain) dan dagu agak dinaikkan. Posisi ini memastikan tidak tertelannya muntah bila korban muntah, dan menjauhkan lidah dari pintu saluran udara.
Cara meletakkan korban pada posisi stabil: -Siapkan korban dengan memeriksa pernafasannya, mengeluarkan benda yang memenuhi kantong, melepaskan kalung dan kacamata -Berlutut di samping korban, dan telentangkan satu tangan korban yang dekat dengan kita -Tekukkan satu kaki korban (yang jauh dari kita) pada lututnya -Dorong kaki korban yang tertekuk dan bahu korban ke arah kita sehingga korban sekarang berbaring pada sisi tubuhnya menghadap kita -Letakkan kepala korban pada permukaan, tengadahkan dagunya sedikit

0 Comments:

Post a Comment

<< Home